Jumat, 21 Mei 2010

Bid'ah-bid'ah pada bulan Rajab

Penulis:Abu Nabhan
BID'AH-BID'AH PADA BULAN RAJAB
Oleh: Abu Nabhan



Rasulullah saw. telah wafat dengan meninggalkan Islam dalam keadaan telah sempurna.
Apapun yang mendekatkan ke surga semuanya telah beliau perintahkan dan apapun yang menjauhkan dari neraka telah beliau jelaskan semuanya tanpa tersisa satu pun darinya.
Dari Allah Risalah, bagi Rasul tabligh (menyampaikan) dan bagi kita taslim (menerima).
Membuat-buat sesuatu dalam agama, baik masalah 'aqidah, ibadah atau cara beribadah lalu menganggapnya baik, berarti menuduh Rasulullah saw tidak amanat atas kerasulannya, menuding ada yang tidak beliau sampaikan dan jelaskan pada ummat ini.

Menampakkan syi'ar, dan menunjukkan kecintaan kepada Nabi saw. seringkali menjadi dalih sebagian orang mengotori dan merusak agama, dan tidak sedikit ummat yang terjebak dan tertipu oleh slogan-slogan dan pernyataan-pernyataan para pemimpin umat yang dianggap panutan, padahal sebenarnya mereka tidak berhak bercampur tangan menetapkan aturan agama. Dan pada hakikatnya mereka sendiri tahu dan sadar akan tindakan mereka yang sebenarnya hanya menipu kepada ummat, memanfaatkan ketidakberilmuan ummat untuk menyalakan api di dapur-dapur rumah mereka. Sampai kapankah kita akan tertipu dalam agama?

Sesuatu dianggap agama harus jelas dasarnya, apa ayat al-Qur'an yang mendasarinya atau apa hadits Rasulullah saw. yang menjadi dalilnya, karena pendengaran, penglihatan dan akal setiap dari kita akan dipinta pertanggungjawaban oleh Allah swt. kelak tentang semua yang kita ucapkan dan kita perbuat, maka Allah swt. melarang kita mengekor dan mengikuti sesuatu yang jelas-jelas tanpa ilmu dari al-Qur'an dan hadits Nabi saw. yang shahih.

Para imam madzhab sekalipun (Imam Abu Hanifah, Imam Malik Imam Asy-Syafi'iy dan Imam Ahmad bin Hanbal rahimahumullah), mereka tidak bertanggung jawab bila kita mengikuti pendapat mereka tanpa mengetahui dalil dan alasannya. Bahkan mereka semua membuat pernyataan sama:

"BILA ADA HADITS SHAHIH, ITULAH MADZHABKU WALAUPUN KALIAN TIDAK PERNAH MENDENGARNYA DARIKU".

Maka alangkah akan menentramkan hati kita, bila agama yang kita amalkan seluruhnya berdasarkan dalilnya dari Al-Qur'an atau dari hadits Rasulullah saw. yang shahih, supaya kita sanggup mempertanggungjawabakannya di hadapan Allah swt. kelak ketika kita berada pada kehidupan setelah mati, demi kebahagiaan kita sendiri, bukan untuk orang lain.

Pada bulan Rajab, tidak sedikit amal-amal yang sering dikerjakan sebagian ummat, akan tetapi apakah amal-amal tersebut dicintai dan diridlai oleh Allah dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Allah saw. kelak, karena jalan menuju kepada Allah swt. hanyalah dengan ittiba' kepada Rasul-Nya. Banyaknya yang melakukan tidak menjamin amal itu dicintai Allah swt. bila tidak sesuai contoh Rasul-Nya.

Berikut diantara amal-amal bulan Rajab yang tidak berdasarkan dalil shahih dan tanpa contoh dari Rasulullah saw. dan para shahabatnya:


1. SHALAT

1. Pada malam tanggal satu: Shalat 10 raka'at, tiap raka'at membaca Al-Fatihah satu kali, surat al-Kafirun satu kali, surat al-Ikhlas 3 kali
2. Pada malam jum'at pertama (hari kamisnya saum): Shalat antara Maghrib dan 'Isya; 12 raka'at salam pada tiap 2 raka'at, tiap raka'at membaca Al-Fatihah satu kali, al-Qodr 3X, al-Ikhlas 12X.

Imam An-Nawawiy berkata: Shalat ini bid'ah, tercela, munkar, jelek.

3. Pada malam jum'at pertama: Shalat antara Zuhur dan Ashar 4 raka'at, tiap raka'at membaca Al-Fatihah satu kali, ayat kursi 7X, surat al-ikhlas dan mu'awwidzataen 5X 5X.
4. Pada malam tengah bulan: Shalat 100 raka'at, tiap raka'at membaca Al-Fatihah satu kali, surat al-Ikhlas 10X, selesai shalat istigfar 1000X.
5. Hari pertengahan bulan: Shalat 50 raka'at, tiap raka'at membaca Al-Fatihah dan surat al-Ikhlas satu kali.
6. Shalat Mi'raj: Pada malam tanggal 27, shalat 12 raka'at, membaca Al-Fatihah dan surat al-Ikhlas satu kali.

Ibnu Taimiyyah berkata: Shalat tersebut tidak disyari'atkan, berdasarkan ittifaq para ulama Islam.
(lihat Kitab As-Sunan wa al-Mubtada'at karya asy-Syaqiriy hal. 98 dan hal. 100, dan Kitab Khazinat al-Asrar, karya Sayyid Muhammad An-Naaziliy hal. 37)

Diantara hadits maudlu' (palsu) tentang shalat bulan Rajab:

عَنْ اَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  : مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ رَجَبٍ اَرْبَعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً، يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ اَلْحَمْدُ مَرَّةً، وَقُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ عِشْرِيْنَ مَرَّةً، وَقُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ، وَقُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ. اَلْحَدِيْثَ.
Dari Anas bin Malik ra. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Barangsiapa shalat pada malam pertengahan Rajab 14 raka'at, tiap raka'at membaca surat al-Hamdu (al-Fatihah) satu kali, surat al-Ikhlash 20 kali, surat al-Falaq dan an-Nas 3 kali-3 kali. Al-hadits.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu al-Jauziy pada Kitab al-Maudlu'at juz II hal. 126. Pada sanadnya terdapat perawi bernama Al-Husain bin Ibrahim.
Imam Adz-Dzahabiy dan al-Hafizh Ibnu Hajar berkata: Rawi tersebut seorang Dajjal (Pendusta), ia membuat hadits-hadits palsu tentang shalat pada hari-hari tertentu. (Mizan al- I'tidal juz I hal. 530 rawi no.1978, Lisan al-Mizan juz II hal. 331 rawi no. 2643).


2. SHAUM

Shaum bid'ah pada bulan Rajab banyak sekali, diantaranya:
Shaum satu hari, 2 hari, 3 hari, 7 hari, 8 hari, 10 hari, 15 hari dan 18 hari.
Shaum pada hari pertama, hari kedua, hari ketiga, hari keempat dan seterusnya.

Diantara hadits dla'if tentang shaum pada bulan Rajab:

صَوْمُ اَوَّلِ يَوْمٍ مِنْ رَجَبٍ كَفَّارَةُ ثَلاَثِ سِنِيْنَ، وَالثَّانِي كَفَّارَةُ سَنَتَيْنِ، وَالثَّالِثِ كَفَّارَةُ سَنَةٍ، ثُمَّ كُلُّ يَوْمٍ شَهْرًا.
Shaum pada hari pertama bulan Rajab menjadi kifarat (dosa) selama tiga tahun, shaum pada hari kedua menjadi kifarat (dosa) selama dua tahun, dan shaum pada hari ketiga menjadi kifarat (dosa) selama satu tahun. Lalu shaum setiap harinya kifarat (dosa) selama satu bulan.

Hadits tersebut diriwayatkan olah Imam Al-Khallal pada Kitab Fadlail Rajab dari Ibnu Abbas. Imam As-Suyuthiy mendla'ifkannya. Kata Imam Al-Munawiy: Hadits tersebut sangat dla'if. (lihat Kitab al-Jaami' ash-Shaghir juz II hal. 46, dan Faidl al-Qadir juz IV hal. 270).

اِنَّ فِي الْجَنَّةِ نَهْرًا يُقَالُ لَهُ رَجَبٌ، مَاؤُهُ اَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ، وَاَحْلَى مِنَ الْعَسَلِ. مَنْ صَامَ يَوْمًا مِنْ رَجَبَ سَقَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ النَّهْرِ
Sesungguhnya di dalam surga ada sebuah sungai yang disebut Rajab; Airnya lebih putih daripada air susu, dan rasanya lebih manis daripada madu. Barangsiapa shaum satu hari pada bulan Rajab niscaya Allah memberinya minum dari air sungai tersebut.

Mengenai hadits tersebut, Imam Ibnu al-Jauziy berkata: Tidak shahih, kata Imam adz-Dzahabiy: Batil.
(Asna al-Mathalib hal. 66)
3. MEMPERINGATI ISRA MI'RAJ

Dalam bukunya Adat Istiadat Sunda, terjemahan Maryati Sastrawijaya, R.H. Mustapa tentang perayaan sebagian masyarakat pada bulan Rajab, beliau menulis:

Tanggal dua puluh tujuh ada yang merayakan dengan membaca hadis Mi'raj, membacakan cerita mengenai perjalanan Nabi Muhammad (saw.) ke Betal Mukadis, terus terbang ke langit ke tujuh, karena dipanggil Tuhan pulang pergi, tidak ada yang mengetahui. Ini dirayakan oleh orang ahli mesjid, terutama mesjid pemerintah, yang membacakannya lebai-lebai, atau Penghulu yang pandai.

Perayaannya hanya mendengarkan cerita saja, tidak ada sedekahnya, kecuali makanan ringan. Yang paling disenangi mengadakan kumpulan peringatan Miraj golongan orang kaya, saudagar-saudagar pasar, laki-laki perempuan. Lalu mengundang santri untuk membacakannya, karena di dalamnya ada cerita kesaktian kanjeng Nabi (saw.), dan keagungan surga, banyak contoh-contoh perlambang dan lain-lainnya.

Adat kebiasaan orang desa yang mampu, ada lebihnya yaitu di hadapan orang yang sedang membacakan kisah itu membakar dupa, dan disediakan botol-botol yang berisi air mentah, yang sengaja disimpan oleh orang yang mendengarkan. Nanti sesudahnya dibawa pulang ke rumah masing-masing, agar mendapat berkah.

Ada lagi orang-orang tua yang rajin beribadat berpuasa sampai habis bulan Rajab selama tiga puluh hari atau kurang. Doa yang dibacakannya puji-pujian atau doa Rajab.
Kadang-kadang ada orang tua yang meneruskan berpuasa sampai tanggal satu Syawwal, sehingga menjadi tiga bulan. (Adat Istiadat Sunda hal. 148).


Berkata Imam Asy-Syaqiriy:

Membacakan kisah Mi'raj, menyelenggarakan perayaan untuk itu pada malam tanggal 27 pada bulan Rajab merupakan bid'ah. Sebagian orang mengkhususkan berdzikir dan beribadah untuk acara itu pun merupakan bid'ah. (As-Sunan wa al-Mubtada'at hal. 100)


Sebagai khatimah, pada sebuah do'anya, Rasulullah saw. mengucapkan:

وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ
…dan semoga Engkau menjadikan hidup penambah bagiku dari setiap kebaikan.."

Bagi kita yang yakin akan adanya hari akhir yang padanya ada hisab (perhitungan) dan jaza (pembalasan) tidak akan sembarang bertutur kata tanpa makna dan tidak akan berbuat sesuatu tanpa faidah, setiap ucapan dan perbuatan mestilah bernilai dihadapan Allah swt. dan menjadi penambah bekal kita untuk menghadapi akhirat kelak. Pada hari itu harta, jabatan dan anak tidak berguna, yang berguna dan dapat menyelamatkan setiap orang adalah "amal shalihnya". Dan amal shalih ialah amal yang bersih dari riya dan terikat oleh sunnah. Tidak akan diterima suatu amal tanpa memenuhi dua syarat tersebut.
Tenaga, fikiran dan harta yang kita keluarkan akan sia-sia dan mubadzir untuk itu, SIAPAKAH YANG AKAN MEMBERI PAHALA BILA KITA MELAKUKAN BID'AH?

Wallahu a'lamu bi ash-shawaab.

1 komentar:

  1. Assalaamualaikum,

    Artikelnya memberi pencerahan bagi saya yang masih awam mengenai dalil2 yang shahih, terimakasih kang. Salam kenal saya abdan pernah sekolah di MA Persis 2 pajagalan hehe

    Salam.

    BalasHapus

Cara Memasukkan Artikel

1. Masuk ke blogger.com; atau supaya lebih mudah klik saja gambar di bawah ini:

Photobucket

2. Isi kotak Nama pengguna (Email): dengan

pemudabandung@ymail.com

3. Isi kotak Kata Sandi: (?) tanpa spasi dengan

**********

4. Klik kotak MASUK

5. Klik kotak ENTRI BARU

6. Tulis judul dan masukkan artikel ke dalam kotak di bawahnya

7. Setelah selesai klik kotak TERBITKAN ENTRI