Selasa, 27 Juli 2010

Shalat Nisfu Sya'ban, Taubat dan Shalat Tasbih

Penulis: Bid Dakwah PD Pemuda Persis Kab Bandung

SHALAT PADA MALAM PERTENGAHAN BULAN SYA’BAN
(NISFU SYA’BAN)

Hadits Pertama :

حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ عَلِيٍّ الْخَلاَّلُ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ ، أَنْبَأَنَا ابْنُ أَبِي سَبْرَةَ ، عَنْ إِبْرَاهِيمَ بْنِ مُحَمَّدٍ ، عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِي طَالِبٍ  قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ  : إِذَا كَانَتْ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَقُوْمُوْا لَيْلَهَا وَصُوْمُوْا نَهَارَهَا. فَإِنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يَنْزِلُ فِيْهَا لِغُرُوْبِ الشَّمْسِ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا فَيَقُوْلُ : أَلاَ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ لِي فَأَغْفِرَ لَهُ! أَلاَ مُسْتَرْزِقٌ فَأَرْزُقَهُ! أَلاَ مُبْتَلًي فَأُعَافِيَهُ! أَلاَ كَذَا أَلاَ كَذَا، حَتَّى يَطْلُعَ الْفَجْرُ.

(Berkata Ibnu Majah) : Telah menerangkan kepada kami Al-hasan bin ‘Ali Al-Khollal, telah menerangkan kepada kami Abdurazzaq, telah memberitakan kepada kami Ibnu Abi Sabroh, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari ‘Ali bin Abi Thalib RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Apabila tiba malam pertengahan bulan Sya’ban maka shalatlah pada malamnya dan saumlah pada siang harinya. Karena Allah ‘azza wajalla turun pada malam tersebut waktu matahari terbenam ke langit dunia. Ia berfirman : “Ingatlah! Adakah yang memohon ampunan pada-Ku, pasti akan Ku-ampuni! Adakah yang meminta rizki, pasti aku memberinya rizki! Adakah yang sedang ditimpa bala, pasti Aku sembuhkan dia! Adakah yang begini dan begini, sampai terbit fajar.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh :
1. Imam Ibnu Majah pada Sunan Ibnu Majah Kitabu Iqomatis solat juz I halaman 438 no.1388
2. Al-Baehaqiy pada Kitab Syu'abul Iman III : 378 no.3822.

Pada sanadnya ada rowi yang bernama Ibnu Abi Sabroh, Abu Bakar bin Abdillah bin Muhammad bin Abi Sabroh.
Imam Ahmad, Ibnu Addi, Ibnu Hibban dan Al-Hakim Abu Abdillah mengatakan : Rowi tersebut suka membuat hadits palsu,berdusta.
Ibnul Madini dan Al-Bukhori berkata : munkarul hadis,
Kata An-Nasaiy : matrukul hadis. (Tahdzibut Tahdzib X : 30 no.8254, Mizanul I'tidal IV : 503 no.10024, Taqribut Tahdzib II : 698)



Hadits Kedua :

عَنْ اَبِي هُرَيْرَةَ  عَنِ النَّبِيِّ  قَالَ : مَنْ صَلَّى لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ ثَلاَثِيْنَ مَرَّةً، لَمْ يَخْرُجْ حَتَّى يَرَى مَقْعَدَهُ مِنَ الْجَنَّةِ وَ يَشْفَعُ فِي عَشْرَةٍ مِنْ اَهْلِ بَيْتِهِ كُلُّهُمْ وَجَبَتْ لَهُ النَّارُ

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi SAW, beliau bersabda : “Barang siapa yang shalat pada malam pertengahan bulan Sya’ban 12 raka’at, pada setiap raka’at membaca surat Qulhuwalloohu ahad 30 kali, maka ia tidak akan keluar kecuali melihat tempat duduknya di surga, dan dapat memberi syafa’at pada sepuluh orang dari keluarganya, mereka semuanya pasti masuk surga.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ibnul Jauziy pada Kitab Al-Maudu'at II : 129.
Pada sanadnya terdapat rowi yang bernama Baqiyyah bin Al-Walid bin Sho-id bin Ka'ab yang menerima dari Laits bin Sulem dengan sighotul ada 'an, sedangkan dia itu rowi mudallis,tidak diterima dan tak dapat dijadikan hujjah bila menggunakan sighot 'an
(lihat Tahdzibut Tahdzib I : 495 no.779, Mizanul I'tidal I : 331, Taqribut Tahdzib I : 73)

Tentang Laits bin Abi Sulem bin Zunem, Ibnu Ma'in, Ibnu Uyainah, Ibnu Sa'ad, Al-Juzujaniy, Ya'qub bin Syaibah dan As-Sajiy mendla'ifkannya.
Imam Ahmad, Abu Hatim dan Abu Zur'ah berkata : mudtoribul Hadis,
Kata Ibnu Ma'in : Munkarul hadis. (Tahdzibut Tahdzib VI : 611-614 no.5881, Mizanul I'tidal III : 420 no.6997, Taqribut Tahdzib II : 497)


Hadits Ketiga :

عَنْ عَلِيِّ بْنِ اَبِي طَالِبٍ  قَالَ : رَاَيْتُ رَسُوْلَ اللهِ  لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ قَامَ فَصَلَّى اَرْبَعَ عَشْرَةَ رَكْعَةً ثُمَّ جَلَسَ بَعْدَ الْفَرَاغِ فَقَرَأَ بِأُمِّ الْقُرْآنِ اَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَ قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ اَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَقُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ اَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَقُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ اَرْبَعَ عَشْرَةَ مَرَّةً، وَآيَةَ الْكُرْسِيِّ مَرَّةً، وَلَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُوْلٌ الآيَةَ، فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ صَلاَتِهِ سَأَلْتُ عَمَّا رَأَيْتُ مِنْ صَنِيْعِهِ، فَقَالَ : مَنْ صَنَعَ مِثْلَ الَّذِي رَاَيْتَ كَانَ لَهُ كَعِشْرِيْنَ حِجَّةٍ مَبْرُوْرَةٍ، وَكَصِيَامِ عِشْرِيْنَ سَنَةً مَقْبُوْلَةٍ، فَإِنْ اَصْبَحَ فِي ذَلِكَ الْيَوْمِ صَائِمًا كَانَ كَصِيَامِ سِتِّيْنَ سَنَةً مَاضِيَةً وَسَنَةً مُسْتَقْبِلَةً

Dari Ali bin Abi Thalib RA, ia berkata : Saya melihat Rasulallah SAW pada malam pertengahan Sya’ban melakukan shalat 14 raka’at, lalu beliau duduk setelah selesai. Lalu membaca Ummul Qur’an (Fatihah) 14 kali, Qulhuwalloohu ahad 14 kali, Qul a’udzu birobbil falaq 14 kali, Qul a’udzu birobbinnaas 14 kali, ayat kursi satu kali, ayat “laqod ja-akum risulun”.al-ayat.
Setelah beliau selesai shalatnya, saya bertanya kepadanya apa yang beliau lakukan tadi, lalu tutur beliau:” Barang siapa yang melakukan seperti apa yang kamu lihat tadi, maka baginya pahala seperti 20 kali haji yang mabrur, dan seperti saum selama 20 tahun yang diterima, lalu bila pagi harinya shaum, maka keadannya seperti saum selama 60 tahun yang lalu, dan setahun yang akan datang.”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Ibnul Jauziy pada Kitab Al-Maudu'at II : 130.
Pada sanadnya ada rowi yang bernama Muhammad bin Muhajir.
Ibnu Hanbal berkata : Rowi tersebut pemalsu hadits. (Al-Maudu'at II : 130)
Demikian juga dikatakan oleh Al-Hafiz Ibnu Hajar dan Al-Jauzaqani.
(lihat Lisanul Mizan V : 448 rowi no. 8073)



Hadits Keempat :

عَنْ عَلِيِّ  عَنِ النَّبِيِّ  اَنَّهُ قَالَ : مَنْ صَلَّى مِائَةَ رَكْعَةٍ فِي لَيْلَةِ النِّصْفِ ، يَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ وَ قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ عَشْرَ مَرَّاتٍ. قَالَ النَّبِيُّ  : يَا عَلِيُّ مَا مِنْ عَبْدٍ يُصَلِّي هَذِهِ الصَّلَوَاتِ إِلاَّ قَضَى اللهُ عَزَّ وَجَلَّ لَهُ كُلَّ حَاجَةٍ طَلَبَهَا تِلْكَ اللَّيْلَةَ. اَلْحَدِيْثَ.

Dari Ali bin Abi Thalib RA, dari Nabi SAW beliau bersabda : Barang siapa yang shalat 100 raka’at pada malam pertengahan bulan Sya’ban, pada setiap raka’at membaca Fatihah dan Qulhuwalloohu ahad 11 kali, Nabi SAW bersabda : Wahai Ali, tidak ada seorang pun yang melakukan shalat-shalat ini kecuali Allah ‘azza wajalla akan memenuhi segala kebutuhan yang orang tersebut memintanya pada malam itu. Al-hadits.

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnul Jauziy pada Kitab Al-Maudu'at II : 127.
Al-Hafiz Ibnu Hajar dan Imam Ad-Dzahabi berkata : Hadis tersebut batil, Ali yang ini (Ali bin Ya'mar As-Samiy) termasuk rowi yang matruk. Mudah-mudahan Alloh mema’afkannya. (Lisanul Mizan IV : 213, Mizanul I'tidal III : 120)





SHALAT TASBIH

حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ بِشْرِ بْنِ الْحَكَمِ النَّيْسَابُورِيُّ ، حَدَّثَنَا مُوسَى بْنُ عَبْدِ الْعَزِيزِ ، حَدَّثَنَا الْحَكَمُ بْنُ أَبَانَ ، عَنْ عِكْرِمَةَ ، عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ : أَنَّ رَسُولَ اللهِ  قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ: يَا عَبَّاسُ ، يَا عَمَّاهُ ، أَلاَ أُعْطِيكَ! أَلاَ أَمْنَحُكَ! أَلاَ أَحْبُوْكَ! أَلاَ أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ ، قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ ، خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ ، صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ ، سِرَّهُ وَعَلاَنِيَتَهُ ، عَشْرَ خِصَالٍ : أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً. فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ : سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ، ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ، ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ، ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ، ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ، ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ، ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ، فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ. إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً ، فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ مَرَّةً.

(Imam Abu Dawud berkata) : Telah menerangkan kepada kami Abdurrahman bin Bisyr bin Hakam An Naisabury, telah menerangkan kepada kami Musa bin Abdul ‘Aziz, telah menerangkan kepada kami Hakam bin Aban, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas RA, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda kepada Al ‘Abbas bin Abdul Muthalib: Wahai ‘Abbas, wahai pamanku, tidakkah engkau ingin aku beri ? tidakkah engkau ingin aku anugerahi ? tidakkah engkau ingin aku beri hadiah ? tidakkah engkau ingin aku lakukan bagimu 10 urusan yang bila engkau mengerjakannya, niscaya Allah akan mengampuni dosamu yang awal dan akhirnya, yang telah lama dan yang barunya, yang tidak sengaja maupun yang disengaja, yang kecil maupun yang besar, yang tersembunyi maupun yang terang-terangan, 10 urusan, yaitu :
Engkau shalat 4 raka’at, pada setiap raka’at engkau baca Al Fatihah dan surat lain. Bila telah selesai bacaan pada ra’at pertama, dalam keadaan sedang berdiri engkau ucapkan :
“Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Agung” –sebanyak 15 kali-, kemudian ruku’, ketika ruku’ ucapkanlah yang tadi 10 kali, lalu bangkit dari ruku’, ketika itu mengucapkannya 10 kali lalu turun sujud, ketika itu mengucapkannya lagi 10 kali, lalu bangkit dari sujud, ketika itu mengucapkannya lagi 10 kali,lalu sujud lagi dan mengucapkannya lagi 10 kali,lalu bangkit dan mengucapkannya kembali 10 kali. Demikian adalah 75 kali pada setiap raka’at, engkau lakukan 4 raka’at.
Bila engkau mampu, lakukanlah setiap hari, jika tidak, lakukan tiap satu jum’at sekali, jika tidak, lakukan satu bulan sekali, jika tidak, lakukan satu tahun sekali, dan jika tidak mampu juga, lakukanlah sekali seumur hidup.

Hadis tersebut diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud pada Sunan Abu Dawud Kitabu Shalat, bab shalatit tasbih pada juz I hal. 304 hadis no. 1297.
Pada sanadnya ada rowi yang bernama lengkap Musa bin Abdul ‘Aziz Al Yamaniy Al ‘Adaniy, Abu Syu’eb Al Qinbariy.,
Rowi tersebut didla’ifkan oleh Ibnul Madiniy,
As-Sulaimaniy mengatakan : Munkarul hadits.
Ibnu Hajar berkata : Shaduq sayyiul hifzhi (jujur, jelek hapalan).
(Tahdzibut Tahdzib VIII : 410 no. 7270, Taqribut Tahdzib II : 611 no. 7270, Al Mugni fid Dlu’afa II : 685 no. 6508, Mizanul I”tidal IV : 212 no. 8893)

Hadits diatas diriwayatkan juga oleh :
1. Imam Ibnu Majah pada Sunan Ibnu Majah, Kitabu Iqamatis Shalat, bab ma ja-a fi shalati tasbih pada juz I hal. 437 hadits no. 1387
2. Al-Hakim pada Al-Mustadrak I : 428 no. 1222
3. At-Tobroniy pada Al Mu’jamul Kabir IX : 442
4. Al-Baihaqi pada Syu’abul Ieman VII : 91 no. 2944
Dengan sanad sama-sama melalui Musa bin Abdul ‘Aziz diatas.

Hadits tentang Shalat Tasbih juga diriwayatkan oleh :
1. Imam At-Tirmidzi dalam Sunan At-Tirmidzi II : 25 no. 482,
2. At-Tobroniy dalam Al-Mu’jamul Kabir I : 425 no. 980
Pada sanadnya ada rowi yang bernama Musa bin ‘Ubaidah bin Nasyith bin ‘Amr bin Al-Harits Ar-Rabadziy, Abu Abdil ‘Aziz Al-Madaniy.
Rowi tersebut didla’ifkan oleh Ibnu Ma’in, Ibnul Madiniy, At-Tirmidzi, An-Nasaiy, Ya’qub bin Syaibah, Ibnu Qani’ dan Ibnu Hibban.
Imam Ahmad, Abu Hatim dan As-Sajiy berkata : Munkarul hadits.
(Tahdzibut Tahdzib VIII : 411-414 rowi no. 7271)




SHALAT TAUBAT


حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ ، حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ ، عَنْ عُثْمَانَ بْنِ الْمُغِيرَةِ ، عَنْ عَلِيِّ بْنِ رَبِيعَةَ ، عَنْ أَسْمَاءَ بْنِ الْحَكَمِ الْفَزَارِيِّ قَال : سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ : إِنِّي كُنْتُ رَجُلاً إِذَا سَمِعْتُ مِنْ رَسُولِ اللهِ  حَدِيثًا نَفَعَنِي اللهُ مِنْهُ بِمَا شَاءَ أَنْ يَنْفَعَنِي بِهِ ، وَإِذَا حَدَّثَنِي رَجُلٌ مِنْ أَصْحَابِهِ اسْتَحْلَفْتُهُ ، فَإِذَا حَلَفَ لِي صَدَّقْتُهُ. وَإِنَّهُ حَدَّثَنِي أَبُو بَكْرٍ -وَصَدَقَ أَبُو بَكْرٍ- قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ  يَقُولُ : مَا مِنْ رَجُلٍ يُذْنِبُ ذَنْبًا ثُمَّ يَقُومُ فَيَتَطَهَّرُ ثُمَّ يُصَلِّي ثُمَّ يَسْتَغْفِرُ اللهَ إِلاَّ غَفَرَ اللهُ لَهُ. ثُمَّ قَرَأَ هَذِهِ الآيَةَ{وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ}إِلَى آخِرِ الآيَةِ

(Imam At-Tirmidzi berkata) : Telah menerangkan kepada kami Qutaibah, telah menerangkan kepada kami Abu ‘Awanah, dari ‘Utsman bin Al-Mughirah, dari ‘Ali bin Rabi’ah, dari Asma bin Hakam Al-Fazariy, ia berkata : Saya mendengar ‘Ali berkata : Sesungguhnya keadaanku apabila mendengar hadits dari Rasulullah SAW, Allah memberiku manfaat darinya apa-apa yang ia hendaki untuk memberiku manfaat dengannya, dan bila seseorang dari sahabatnya menerangkan hadits kepadaku aku memintanya sumpah terlebih dulu, jika ia bersumpah maka aku pun membenarkannya. Sesungguhnya Abu Bakar menerangkan kepadaku –dan benarlah Abu Bakar- katanya : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Tiada seorang pun berbuat dosa, lalu ia bersuci, kemudian shalat, kemudian memohon ampunan kepada Allah, kecuali Allah mengampuninya. Lalu beliau membacakan ayat : {“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah - Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. 3:135)}

Hadits tersebut diriwayatkan oleh :
1. At-Tirmidzi dalam Sunan At-Tirmidzi pada Kitabut Tafsir V : 10 no. 3017
2. Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud pada Kitabu Shalat I : 352 no. 1521
3. An-Nasaiy pada As-Sunanul Kubronya VI : 110 no.10250
4. Ibnu Majah pada Sunan Ibni Majah dalam Kitabu Iqamati Shalat I : 440 no.1395
5. Ahmad dalam Musnadnya pada Musnad Abi Bakar no. 2
6. Al-Humaidi dalam Musnadnya no. 1
7. At-Toyalisiy dalam Musnadnya no. 2
8. Ibnu Hibban dalam Shahihnya II : 8 no. 622

Pada semua sanadnya ada rowi yang bernama Asma bin Al-Hakam Al-Fazaariy.
Rowi ini walaupun ditsiqatkan oleh Al-‘Ijliy, tetapi Ibnu Hibban berkata dalam At-Tsiqatnya bahwa rowi tersebut suka salah (yukhti-u). Dan Al-Bukhari memandang munkar hadits ini.
Al-‘Uqailliy mengatakan bahwa hadits ini tafarrud ‘Utsman bin Al-Mughirah dari ‘Ali bin Rabi’ah dari Asma dan kata beliau : Sesungguhnya ‘Utsman munkarul hadits. Dan Ibnul Jarud menyebutnya diantara rowi-rowi dla’if
(Tahdzibut Tahdzib I : 285 no. 441, Mizanul I’tidal I : 255 no. 979)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Cara Memasukkan Artikel

1. Masuk ke blogger.com; atau supaya lebih mudah klik saja gambar di bawah ini:

Photobucket

2. Isi kotak Nama pengguna (Email): dengan

pemudabandung@ymail.com

3. Isi kotak Kata Sandi: (?) tanpa spasi dengan

**********

4. Klik kotak MASUK

5. Klik kotak ENTRI BARU

6. Tulis judul dan masukkan artikel ke dalam kotak di bawahnya

7. Setelah selesai klik kotak TERBITKAN ENTRI